Rabu, 20 Mei 2009

Terumbu Karang

Karang adalah sekumpulan hewan kecil yang hidup bersimbiosis dengan tumbuhan alga (zooxanthellae). Terbentuk dari senyawa kalsium karbonat berbentuk seperti cawan disebut polip. Jutaan polip tersebut kemudian mengendap dan membentuk endapan massif batu kapur (limestone). Sehingga konstruksi batu kapur ini menjadi pondasi utama ekosistem terumbu karang.
Terumbu karang menjadi ekosistem bagi sejumlah biota laut yang menghasilkan kapur, seperti alga berkapur, moluska, porifera, plankton, dan lain sebagainya. Terumbu karang banyak tersebar di daerah tropis dan subtropics, terutama di dekat garis khatulistiwa. Ekosistem hanya mampu tumbuh di perairan laut dangkal pada kedalaman 18-29m dengan suhu 21-29C. Selain itu cahaya matahari menjadi sumber kehidupan utama bagi alga untuk berfotosintesis. Hewan-hewan yang hidup disini juga membutuhkan salinitas yang tinggi serta air bersih untuk dapat bertahan hidup.

Jenis-Jenis Terumbu Karang
Terumbu karang dapat dibedakan kedalam 4 jenis :
1. Terumbu karang tepi (fringing reefs)
Terumbu karang tepi berkembang di mayoritas pesisir pantai dari pulau-pulau besar , bisa mencapai kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam proses perkembangannya, terumbu ini berbentuk melingkar yang ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas mengarah secara vertikal. Contoh: Bunaken (Sulawesi), P. Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).
2. Terumbu karang penghalang (barrier reefs)
Terumbu karang ini terletak pada jarak yang relatif jauh dari pulau, sekitar 0.5­2 km ke arah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter. Terkadang membentuk lagoon (kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer. Umumnya karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan membentuk gugusan pulau karang yang terputus-putus. Contoh: Great Barrier Reef (Australia), Spermonde (Sulawesi Selatan), Banggai Kepulauan (Sulawesi Tengah).
3. Terumbu karang cincin (atolls)
Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulau­pulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan daratan. Menurut Darwin, terumbu karang cincin merupakan proses lanjutan dari terumbu karang penghalang, dengan kedalaman rata-rata 45 meter. Contoh: Taka Bone Rate (Sulawesi), Maratua (Kalimantan Selatan), Pulau Dana (NTT), Mapia (Papua)






Gambar 2. Tipe-tipe terumbu karang, yaitu terumbu karang tepi (kiri), terumbu karang penghalang (tengah), dan terumbu karang cincin (kanan).


4. Terumbu karang datar/Gosong terumbu (patch reefs)
Gosong terumbu (patch reefs), terkadang disebut juga sebagai pulau datar (flat island). Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai ke permukaan dan, dalam kurun waktu geologis, membantu pembentukan pulau datar. Umumnya pulau ini akan berkembang secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal. Contoh: Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Kepulauan Ujung Batu (Aceh)


Penyebaran Terumbu Karang
Teumbu karang tersebar di 109 negara tropis dengan luas mencapai 600.000km2. Terumbu karang banyak dijumpai di daerah yang dilewati arus hangat, seperti Florida dan Jepang. Sebanyak 60% terumbu tersebar di Samudra Hindia dan Laut Merah, 25% berada di Samudera Pasifik dan sisanya 15% terdapat di Karibia dan 1% di Atlantik Utara.




Gambar Penyebaran Terumbu Karang di dunia:
Titik-titik berwanra merah menandakan adanya ekosistem terumbu karang, seperti di Teluk Meksiko, Laut Merah, dan Samudra Pasifik.



Gambar persebaran terumbu karang di Indonesia:
Titik-titik berwarna merah menunjukkan penyebaran terumbu karang di skitar perairan Indonesia, salah satu objek wisata laut terkenal yakni di Lombok dan Manado.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar