Rabu, 20 Mei 2009

Ekosistem Pantai Yang Saling Berkesinambungan

HUTAN BAKAU
Hutan bakau sering disebut sebagai hutan mangrove. Hutan ini banyak dijumpai di daerah tropis dan subtropis. Pohon bakau tumbuh di daerah tepi pantai (intertidal) dimana seringterjadi pasang surut air laut dan perairan dangkal, baik di sekitar teluk, maupun di sekitar muara sungai di mana air melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu.
Hutan bakau berfungsi sebagai pelindung dareah pinggir pantai dari terjangan langsung gelombang air laut. Akar tanaman bakau dapat menahan arus pasang gelombang, sehingga tidak terjadi abrasi pantai, dapat membentuk dataran baru, memberi perlindungan alami dari terpaan angin badai dan tsunami.
Tanah di hutan bakau berjenis histosol dimana tingkat salinitasnya tinggi dan unsur haranya sangat kurang. Tanah jenis ini terjadi akibat adanya pembusukan tidak sempurna dari karena selalu digenangi air. Berciri adanya lapisan lumpur dan sedimen halus dan berwarna cokelat tua.
Berdasarkan geomorfologinya, hutan mangrove dibedakan atas 6, yakni :

1. Overwash mangrove forest
Mangrove merah merupakan jenis yang dominan di pulau ini yang sering dibanjiri dan dibilas oleh pasang, menghasilkan ekspor bahan organik dengan tingkat yang tinggi. Tinggi pohon maksimum adalah sekitar 7 m.


2. Fringe mangrove forest
Mangrove fringe ini ditemukan sepanjang terusan air, digambarkan sepanjang garis pantai yang tingginya lebih dari rata-rata pasang naik. Ketinggian mangrove maksimum adalah sekitar 10 m.



3. Riverine mangrove forest
Kelompok ini mungkin adalah hutan yang tinggi letaknya sepanjang daerah pasang surut sungai dan teluk, merupakan daerah pembilasan reguler. Ketiga jenis bakau, yaitu putih (Laguncularia racemosa), hitam (Avicennia germinans) dan mangrove merah (Rhizophora mangle) adalah terdapat di dalamnya. Tingginya rata- rata dapat mencapai 18-20 m.

4. Basin mangrove forest
Kelompok ini biasanya adalah jenis yang kerdil terletak di bagian dalam rawa Karena tekanan runoff terestrial yang menyebabkan terbentuknya cekungan atau terusan ke arah pantai. Bakau merah terdapat dimana ada pasang surut yang membilas tetapi ke arah yang lebih dekat pulau, mangrove putih dan hitam lebih mendominasi. Pohon dapat mencapai tinggi 15 m.




5. Hammock forest
Biasanya serupa dengan tipe (4) di atas tetapi mereka ditemukan pada lokasi sedikit lebih tinggi dari area yang melingkupi. Semua jenis ada tetapi tingginya jarang lebih dari 5 m.



6. Scrub or dwarf forest
Jenis komunitas ini secara khas ditemukan di pinggiran yang rendah. Semua dari tiga jenis ditemukan tetapi jarang melebihi 1.5 m ( 4.9 kaki). Nutrient merupakan faktor pembatas.




Penyebaran Hutan Bakau
Hutan bakau banyak tersebar di wilayah tropis dan subtropics, khususnya di sekitar khatulistiwa. Di Indonesia sendiri hutan bakau tersebar luas di berbagai pulau dengan luas mencapai 8.6 juta ha. Luas hutan bakau di Indonesia merupakan yang terluas melebihi Brazil, Nigeria, dan Australia.
Hutan-hutan mangrove yang luas terdapat di seputar Dangkalan Sunda yang relatif tenang dan merupakan tempat bermuara sungai-sungai besar. Yakni di pantai timur Sumatra, dan pantai barat serta selatan Kalimantan. Di pantai utara Jawa, hutan-hutan ini telah lama terkikis oleh kebutuhan penduduknya terhadap lahan.
Di bagian timur Indonesia, di tepi Dangkalan Sahul, hutan-hutan mangrove yang masih baik terdapat di pantai barat daya Papua, terutama di sekitar Teluk Bintuni. Mangrove di Papua mencapai luas 1,3 juta ha, sekitar sepertiga dari luas hutan bakau Indonesia.
Di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan juga terdapat hutan bakau seluas 857 ha atau setara dengan 15 % jumlah hutan bakau di Indonesia. Wilayah pesisir pantai yang di tumbuhi mangrove terdapat di tiga kecamatan yaitu kecamatan Sinjai Utara, Kecamatan Sinjai Timur dan Kecamatan Tellulimpoe.




























Tidak ada komentar:

Posting Komentar